Awalnya biasa, kami di pertemukan secara tidak sengaja dengan Tuhan. Saat itu mataku terpanah pada suatu objek, namun bukan benda melainkan satu paras dari sesosok pria yang aku tak tau dari mana dia asalnya. Dia biasa, dia simple, dia tidak mementingkan penampilannya. Rambutnya yang menurutku berantakkan, dia menganggapnya itu sudah biasa. Begitu juga dengan cara dia berpakaian, sangat sederhana.
Dia pria yang suka bermain game, dari jauh aku perhatikan
cara dia bermain, terkadang tertawa sendiri dengan lawan mainnya, juga
terkadang dia kesal karena merasa dikalahkan dengan lawan mainnya, dengan
menatap layar monitor selama berjam-jam dia tahan, dan hanya memainkan
permainan satu jenis saja.
Aku lupa hari itu
hari apa, dia meminta pin BBM ku. Tertegun pasti terasa didalam hati, seperti
tidak nyata, pria yang ku perhatikan dari jauh meminta pin BBM ku. Tak berpikir
lama aku langsung memberikan disertai dengan senyuman kecil.
Ya.. percakapan pun dimulai, kami sering membicarakan
hal-hal yang kecil awalnya. Pertanyaan-pertanyaan sederhana “sudah makan?” hampir
setiap hari terlontar. Semakin hari perhatian ku semakin besar, yang awalnya
hanya seuntaian rasa kagum dan suka sekedarnya, berubah menjadi rasa yang
Subhanallah….. sampai rasa takut kehilangan pun hadir.
Tiba pada suatu malam saat itu, rasa cinta membuat ku selalu
ingin mendekapnya. Aku memeluknya, terasa hangat, nyaman, seperti tak mau aku
melepasnya. Saat itu, aku merasa dia telah menjadi milikku seutuhnya, selamanya, tak ada yang boleh merebutnya, ya
seperti itulah kira-kira. Malam-malam sekarang, kami semakin sering
berpelukkan, aku selalu merasakan rasa nyaman itu setiap malam. Semakin pula
lah rasa cinta dan tak mau kehilangan semakin besar.
Meskipun kami tidak mempunyai status yang jelas, tapi dia
milikku. Sepakat tidak ada ikatan tapi saling menjaga perasaan itu lebih baik,
daripada tembak menembak tapi tidak bisa menghargai setiap komitmen yang telah
dibuat. Status bukan ukuran kebahagiaan:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar